8 Maret adalah hari libur favorit wanita. Pada hari ini, pria diperintahkan untuk memberi hadiah, patuh, dan menyenangkan wanita mereka dalam segala hal. Banyak orang mengaitkan 8 Maret dengan periode Soviet, tetapi hari libur ini muncul jauh sebelum tahun revolusioner 1917. Clara Zetkin dianggap sebagai pendiri liburan.
8 Maret - hari pertarungan
Di pertengahan abad ke-19, perempuan mengambil realisasi hak-hak mereka dengan baik. Di Amerika saat itu, banyak perempuan bekerja keras di pabrik dan pabrik. Pada saat yang sama, mereka menerima upah lebih sedikit daripada laki-laki, karena diyakini bahwa jenis kelamin yang lebih lemah bekerja paruh waktu dan tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap anggaran keluarga. Hari kerja 16 jam, upah rendah, dan kondisi kerja yang keras memaksa perempuan turun ke jalan dan menuntut agar hak-hak mereka dihormati.
Hari pada tanggal 8 Maret 1857 menjadi tonggak sejarah, ketika para pekerja pabrik sepatu dan garmen New York turun ke demonstrasi. Mereka mengajukan tuntutan sederhana: penyediaan ruang kerja yang kering dan bersih, kesetaraan upah berdasarkan gender, pengurangan jam kerja menjadi 10 jam sehari. Para industrialis dan politisi harus menemui para wanita di tengah jalan, dan tuntutan dipenuhi. 8 Maret menjadi tanggal penting bagi semua pekerja pada waktu itu: serikat pekerja, termasuk serikat pekerja perempuan, mulai dibuka di perusahaan.
Usulan Clara Zetkin
Pada tahun 1910, sebuah konferensi perempuan sosialis diadakan di Kopenhagen. Konferensi ini dihadiri oleh perempuan dari berbagai negara. Salah satu delegasi adalah Clara Zetkin. Aktivis meminta perempuan untuk mengambil nasib mereka ke tangan mereka sendiri dan untuk mencari kesetaraan penuh dari laki-laki: hak pilih, rasa hormat, bekerja dengan syarat yang sama. Clara Zetkin mengusulkan penetapan 8 Maret sebagai Hari Perempuan Internasional.
Sudah di tahun berikutnya, 1911, liburan 8 Maret mulai dirayakan secara luas di banyak negara Eropa: Swiss, Jerman, Denmark. Jutaan orang turun ke jalan, menuntut perombakan total kebijakan gender: hak untuk memilih dan dipilih, kesempatan yang sama, penerapan undang-undang untuk melindungi ibu.
8 Maret di Rusia
Untuk pertama kalinya, Hari Perempuan Internasional dirayakan di Rusia pada tahun 1913. Dalam petisi yang diajukan ke walikota St Petersburg, ada permintaan izin untuk mengadakan perselisihan tentang masalah perempuan. Acara tersebut berlangsung pada 2 Maret di tempat pertukaran biji-bijian Kalashnikovskaya. Berkumpul untuk debat sekitar satu setengah ribu orang. Selama diskusi, para perempuan menuntut agar mereka diberikan hak pilih, memastikan menjadi ibu di tingkat negara bagian, dan mendiskusikan harga pasar yang ada.
Dalam revolusi 1917, perempuan mengambil bagian paling efektif. Bosan dengan perang dan kelaparan, mereka turun ke jalan dan menuntut "roti dan perdamaian". Yang penting adalah fakta bahwa Kaisar Nicholas II turun takhta pada 23 Februari menurut kalender lama atau 8 Maret 1917 menurut kalender baru. Di Uni Soviet, 8 Maret menjadi hari libur umum. Setelah runtuhnya Uni Soviet, hari ini tetap menjadi hari raya di banyak negara yang baru dibentuk, termasuk Rusia, Georgia, Ukraina, Kazakhstan, Belarus.