Sejarah liburan 8 Maret agak rumit. Ada dua versi utama. Menurut yang pertama, diyakini bahwa hari libur awalnya berasal dari periode abad pertama SM, dan versi kedua dikaitkan dengan interpretasi modern tentang penampilan hari libur.
Versi 1
Di Roma kuno, ada tradisi untuk merayakan hari 1 Maret, yang didedikasikan untuk perlindungan dewi Juno-Lucia, yang merupakan istri dewa Jupiter yang dihormati. Juno memiliki bakat luar biasa untuk mengubah cuaca, meningkatkan hasil panen, dan membawa keberuntungan besar.
Tetapi kekuatan utama dewi adalah kemampuan untuk membantu wanita meningkatkan kesehatan mereka dan melahirkan anak yang sehat. Pada hari pertama musim semi (Matrona), semua wanita Roma berkumpul, mengambil karangan bunga di tangan mereka, dan kemudian pergi ke kuil dewi. Di sana Anda bisa meminta Juno untuk melindungi keluarga dan anak-anak, serta kebahagiaan wanita. Pada hari libur, pria dibebaskan dari pekerjaan apa pun, tidak hanya pasangan, tetapi juga budak. Kota ini dihiasi dengan bunga dan festival rakyat diselenggarakan sepanjang hari. Sesuai dengan kalender baru, liburan dirayakan pada tanggal 8 Maret.
Versi 2
Versi modern dari asal usul hari libur berasal dari pertengahan abad ke-19 (1857). Tahun ini, pada tanggal 8 Maret, kolektif perempuan di pabrik garmen di New York melakukan pemogokan dengan tujuan untuk mencapai kondisi kerja yang lebih baik, upah yang lebih tinggi dan menyamakan hak mereka atas dasar kesetaraan dengan kolektif laki-laki. Setelah peristiwa ini, serikat pekerja perempuan mulai aktif terbentuk di Amerika, dan kaum hawa diberi hak untuk memilih dalam pemilu.
Tanggal spesifik pembentukan liburan adalah 8 Maret 1910, ketika perwakilan sosialisme yang terkenal, Clara Zetkin, mengusulkan untuk merayakan Hari Perempuan dalam skala internasional. Di Rusia, 8 Maret mulai dirayakan untuk pertama kalinya pada tahun 1913, dan pada tahun 1976, Hari Perempuan Internasional secara resmi diadopsi oleh PBB.